Gladiol merupakan salah satu komoditas
tanaman hias yang potensial untuk dibudidayakan secara meluas, karena nilai
estetikanya dan mampu menunjang peningkatan pendapataan petani. Produktivitas
bunga potong dan bibit gladiol ditingkat petani masih rendah, yaitu baru
mencapai 169.189 tangkai dan a36.405 subang/ha. Volume pemasaran di kota-kota
besar telah mencapai 127.200 tangkai per minggu, dan akhir-akhir ini permintaan
bunga potong meningkat rata-rata 10 % per tahun. Untuk memenuhi permintaan
pasar, produktivitas gladiol, baik sebagai bunga potong maupun bibit
perlu ditingkatkan melalui penyempurnaan teknik budidaya dan aspek
pemasarannya.
BOTANI
Gladiol berasal dari bahasa latin “Gladius” yang berarti pedang kecil, menunjukkan
pada bentuk daunnya yang sempit dan panjang seperti pedang. Genus
gladiolus terdiri dari 180 spesies yang merupakan tanaman semusim berbentuk
herba termasuk dalam famili Iridaceae. Gladiol berasal dari Afrika
Selatan dan sudah menyebar di Asia sejak 2000 tahun silam , kemudian pada
tahun1730 memasuki daratan Eropa dan berkembang baik di negara Belanda.
Klasifikasi gladiol sbb :
Divisi : Tracheophyta
Subdivisi : Pteropsida
Klas : Angiospermae
Subklas : Monocotyledonae
Ordo : Iridales
Famili : Iridaceae
Genus : Gladiolus
Spesies : Gladiolus
hybridus
MORFOLOGI
Sebagai ciri tanaman yang termasuk sub klas Monocotyledonae , tanaman gladiol
berakar serabut. Namun tanaman gladiol juga membentuk akar kontraktil
yang tumbuh pada saat pembentukan subang baru. Akar tersebut berdaging
dengan diameter sekitar 0,7 cm dan berwarna putih yang berfungsi menyangga dan
menmpatkan subang baru pada lapisan tanah yang tepat, sehingga bila subang
induk telah mengkerut maka subang baru akan terletak pada lokasi yang lebih
dalam .
Akar kontraktil mempunyai sejumlah rambut halus yang berfungsi sebagai penyerap
air dan organ penyimpan sementara. Subang baru terus berkembang untuk
menggantikan sibang induk yang semakin mengkerut diikuti dengan mengecilnya
diameter akar kontraktil.
Subang (corm) adalah batang yang termodifikasi menjadi bulat pipih dan
mengandung buku, ruas dan mata tunas. Subang terjadi dari ruas tunas
terbawah yang membengkak dan menghasilkan organ persediaan makanan yang
mampu berfungsi sebagai alat reproduksi. Anak subang juga dapat berfungsi
sebagai alat pembiakan vegetatif namun membutuhkan waktu lama untuk hingga saat
menghasilkan bunga berukuran standar, yaitu antara dua sampai empat tahun.
Daun gladiol berbentuk meruncing dan memanjang ke atas dengan panjang
sekitar 50-80 cm dan lebar 1-4 cm, tersususn tumpang tindih pada bagian
dasar dan berjumlah 1-12 helai. Tanaman berbunga setelah mempunyai daun minimal 8 helai.
Bunga gladiol mempunyai tabung berbentuk corong yang melebar pada bagian
ujungnya. Bunga terdiri dari kelopak dan mahkota yang masing-masing
terdiri atas tiga helai yang tidak sama besar, dan menyempit di bagian
pangkalnya. Bunga tersusun dari banyak bunga yang disebut floret berbentuk
tandan dan berasal dari sumbu terminal , yang berjumlah 8-20 kuntum.
Jumlah floret tergantung pada kultivar dan juga dipengaruhi oleh faktor
lingkungan, seperti cahaya , suhu dan kelembaban. Floret berbentuk bundar
, segitiga atau seperti anggrek dan penampakan petal dapat polos, mengkerut,
menggelambir. menekuk keluar atau melancip [ada bagian ujung. Ukuran
floret sangat bervariasi, dari yang kecil berukuran 2 cm sampai yang besar
berdiameter 18 cm atau lebih. Floret tersusun satu-satu atau sejajar dan
ada pula yang berpasangan.
Berdasarkan ukuran floret kultivar gladiol diklasifikasikan ke dalam 5
kelas, yaitu dari ukuran kurang dari 6,4 cm sampai lebih dari 14 cm, dan
berdasrakan warnanya ke dalam 10 kelas warna dari putih hingga kecoklatan serta
kepekatan warna dari pucat hingga kelam.
Inisiasi bunga terjadi pada saat daun ketiga muncul dan berakhir kira-kira
bersamaan denganterbentuknya daun keenam atau daun ketujuh. Primordia
bunga muncul setelah seluruh daun terbentuk, yaitu sekitar 60 hari setelah
tanam. Seminggu setelah penyerbukan bakal buah membesar dan terus berkembang
menjadi buah. Buah berwarna hijau sampai kemerah-merahan tergantung
kultivar, berbentuk lonjong. Biji gladiol berwarna coklat dan jika sudah
tua bersayap , sehingga dapat tersebar oleh angin jika terlambat dipanen.
Pecahnya buah gladiol menunjukkan bahwa buah telah masak dan dapat segera
dipanen. Biji gladiol tidak mengalami masa dormansi , berkecambah sekitar
1 minggu setelah tanam.
EKOLOGI
Tanaman gladiol memberikan respon yang berbeda terhadap variasi kondisi
lingkungan terutama suhu, kelembaban dan cahaya.Tanaman gladiol tumbuh baik
pada suhu 10 –25o C. Suhu rata-rata yang kurang dari 10 o
C akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman terhambat. Jika
suhu rendah berlangsung lama, pertumbuhan tanaman dapat terhenti. Suhu
maksimum untuk pertumbuhan gladiol adalah 27oC , suhu berpengaruh
pula terhadap periode pembungaan.
Subang gladiol setelah ditanam harus dapat berakar dengan cepat dan tidak
terganggu. Ini mudah terjadi bila tanah disekitar subang cukup
lembab. Pada periode sangat kritis, yaitu saat terbentuknya daun ketiga
sampai daun ketujuh, tidak boleh kekurangan air dan cahaya . Selama
periode inisiasi bunga dapat pula terjadi kematian akar dari subang induk dan
pembentukan akar kontraktil dari subang baru.
PEMULIAAN GLADIOL
Galdiol yang diusahakan terdiri dari beberapa ragam jenis, yaitu :
- Gladiolus gandavensis. Bunga berukuran besar sehingga sususnan bunga terlihat tumpang tindih. Panjang tangkainya 90-150 cm
- Tangkainya halus , tetapi kuat dan panjangnya mencapai 90 cm
- Gladiolus ramosus . Panjang tangkai bunga 100-300 cm
- Gladiolus nanus. Tangkai bunga melengkung dan panjangnya hanya 35 cm.
Gladiol yang diusahakan saat
ini oleh petani bunga di Indonesia lebih dari 50 kultivar antara lain Dr
Mansoer, Queen Occer, Albino, Golden Boy , Salem, Ros van Lima, White
Friendship, Priscilla dan Nova Lux.
Pemuliaan gladiol tidak banyak
berbeda dengan tanaman lainnya yaitu dengan tujuan untuk menghasilkan tipe-tipe
baru khusunya yang mempunyai nilai estetika lebih tinggi (variasi warna,
ukuran, bentuk, produksi bunga dan penampilan yang lebih memenuhi selera
konsumen ).
TEKNIK PERSILANGAN GLADIOL
- Bunga yang telah diemaskulasi kemudian dibungkus dengan plastik atau kertas yang tahan air untuk menghindari persilangan yang tidak diharapkan.
Tepungsari dikumpulkan dari tetua jantan yang terpilih,
Viabilitas tepungsari dalam suhu kamar sangat singkat, 24 jam setelah
pengambilan , viabilitasnya hampir nol. Penyimpanan dalam desikator
dengan menggunakan kalium karbonat pada suhu 10oC dan kelembaban 50
% tanpa cahaya dapat digunakan selama 100 hari. Penyerbukan dilakukan
pada putik yang reseptif, yaitu jika terdapat lendir pada kepala putik
dan kepala putik telah membuka.
Jika penyerbukan dilakukan di lahan terbuka (lapang) maka
pembungkusan setelah penyerbukan tetap dilakukan. Pembungkus dapat dibuka
setelah putik layu. Masa reseptif dari putik gladiol adalah sua sampai
empat hari, pembengkakan bakal buah dapat terlihat satu minggu kemudian. Jika
ada inkompatibilitas antara putik dan tepungsari maka pembengkakan buah tidak
dapat terjadi. Pemanenan buah gladiol dapat dicirikan dengan
perubahan warna buah dari hijau menjadi coklat dan adanya peretakan pada ujung
buah, ini terjadi kurang lebih 30 hari setelah penyerbukan.
PERBANYAKAN GLADIOL
Perbanyakan generatif
Perbanyakan generatif dengan biji hanya dilakukan untuk tujuan pemuliaan, yang
diperoleh dari penyerbukan bantuan manusia.
Sumber : klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar