Rabu, 24 September 2014

GLADIOLUS





Gladiol merupakan salah satu komoditas tanaman hias yang potensial untuk dibudidayakan secara meluas, karena nilai estetikanya dan mampu menunjang peningkatan pendapataan petani. Produktivitas bunga potong dan bibit gladiol ditingkat petani masih rendah, yaitu baru mencapai 169.189 tangkai dan a36.405 subang/ha. Volume pemasaran di kota-kota besar telah mencapai 127.200 tangkai per minggu, dan akhir-akhir ini permintaan bunga potong meningkat rata-rata 10 % per tahun. Untuk memenuhi permintaan pasar, produktivitas gladiol, baik sebagai bunga potong maupun bibit  perlu ditingkatkan melalui penyempurnaan teknik budidaya dan aspek pemasarannya.


BOTANI
            Gladiol berasal dari bahasa latin “Gladius” yang berarti pedang kecil, menunjukkan pada bentuk daunnya yang sempit dan panjang seperti pedang.  Genus gladiolus terdiri dari 180 spesies yang merupakan tanaman semusim berbentuk herba termasuk dalam famili Iridaceae.  Gladiol berasal dari Afrika Selatan dan sudah menyebar di Asia sejak 2000 tahun silam , kemudian pada tahun1730 memasuki daratan Eropa dan berkembang baik di negara Belanda.

Klasifikasi gladiol sbb :
            Divisi        : Tracheophyta
            Subdivisi  : Pteropsida
            Klas          : Angiospermae
            Subklas    : Monocotyledonae
            Ordo         : Iridales
            Famili       : Iridaceae
            Genus       : Gladiolus
            Spesies     : Gladiolus hybridus

MORFOLOGI
            Sebagai ciri tanaman yang termasuk sub klas Monocotyledonae , tanaman gladiol berakar serabut.  Namun tanaman gladiol juga membentuk akar kontraktil yang tumbuh pada saat pembentukan subang baru.  Akar tersebut berdaging dengan diameter sekitar 0,7 cm dan berwarna putih yang berfungsi menyangga dan menmpatkan subang baru pada lapisan tanah yang tepat, sehingga bila subang induk telah mengkerut maka subang baru akan terletak pada lokasi yang lebih dalam .
            Akar kontraktil mempunyai sejumlah rambut halus yang berfungsi sebagai penyerap air dan organ penyimpan sementara.  Subang baru terus berkembang untuk menggantikan sibang induk yang semakin mengkerut diikuti dengan mengecilnya diameter akar kontraktil.
            Subang (corm) adalah batang yang termodifikasi menjadi bulat pipih dan mengandung buku, ruas dan mata tunas.  Subang terjadi dari ruas tunas terbawah yang membengkak dan menghasilkan  organ persediaan makanan yang mampu berfungsi sebagai alat reproduksi.  Anak subang juga dapat berfungsi sebagai alat pembiakan vegetatif namun membutuhkan waktu lama untuk hingga saat menghasilkan bunga berukuran standar, yaitu antara dua sampai empat tahun.
            Daun gladiol berbentuk meruncing dan memanjang ke atas dengan panjang sekitar  50-80 cm dan lebar 1-4 cm, tersususn tumpang tindih pada bagian dasar  dan berjumlah 1-12 helai.  Tanaman berbunga setelah mempunyai daun minimal 8 helai.
            Bunga gladiol mempunyai tabung berbentuk corong yang melebar pada bagian ujungnya.  Bunga terdiri dari kelopak dan mahkota  yang masing-masing terdiri atas tiga helai yang tidak sama besar, dan menyempit di bagian pangkalnya. Bunga tersusun dari banyak bunga yang disebut floret berbentuk tandan dan berasal dari sumbu terminal , yang berjumlah 8-20 kuntum.  Jumlah floret  tergantung pada kultivar dan juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti cahaya , suhu dan kelembaban.  Floret berbentuk bundar , segitiga atau seperti anggrek dan penampakan petal dapat polos, mengkerut, menggelambir. menekuk keluar atau melancip [ada bagian ujung.  Ukuran floret sangat bervariasi, dari yang kecil berukuran 2 cm sampai yang besar berdiameter 18 cm atau lebih.  Floret tersusun satu-satu atau sejajar dan ada pula yang berpasangan.
            Berdasarkan ukuran floret kultivar gladiol  diklasifikasikan ke dalam 5 kelas, yaitu dari ukuran kurang dari 6,4 cm sampai lebih dari 14 cm, dan berdasrakan warnanya ke dalam 10 kelas warna dari putih hingga kecoklatan serta kepekatan warna dari pucat hingga kelam.
            Inisiasi bunga terjadi pada saat daun ketiga muncul dan berakhir kira-kira bersamaan denganterbentuknya daun keenam atau daun ketujuh.  Primordia bunga muncul setelah seluruh daun terbentuk, yaitu sekitar 60 hari setelah tanam. Seminggu setelah penyerbukan bakal buah membesar dan terus berkembang menjadi buah.  Buah berwarna hijau sampai kemerah-merahan tergantung kultivar, berbentuk lonjong.  Biji gladiol berwarna coklat dan jika sudah tua bersayap , sehingga dapat tersebar oleh angin jika terlambat dipanen.  Pecahnya buah gladiol menunjukkan bahwa buah telah masak dan dapat segera dipanen.  Biji gladiol tidak mengalami masa dormansi , berkecambah sekitar 1 minggu setelah tanam.

EKOLOGI
            Tanaman gladiol memberikan respon yang berbeda terhadap variasi kondisi lingkungan terutama suhu, kelembaban dan cahaya.Tanaman gladiol tumbuh baik pada suhu 10 –25o C. Suhu rata-rata yang kurang dari 10 o C akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman terhambat.  Jika suhu rendah berlangsung lama, pertumbuhan tanaman dapat terhenti.  Suhu maksimum untuk pertumbuhan gladiol adalah 27oC , suhu berpengaruh pula terhadap periode pembungaan.
            Subang gladiol setelah ditanam harus dapat berakar dengan cepat dan tidak terganggu.  Ini mudah terjadi bila tanah disekitar subang cukup lembab.  Pada periode sangat kritis, yaitu saat terbentuknya daun ketiga sampai daun ketujuh, tidak boleh kekurangan air dan cahaya .  Selama periode inisiasi bunga dapat pula terjadi kematian akar dari subang induk dan pembentukan akar kontraktil dari subang baru.

PEMULIAAN GLADIOL  
            Galdiol yang diusahakan  terdiri dari beberapa ragam jenis, yaitu :
  1. Gladiolus gandavensis.  Bunga berukuran besar sehingga sususnan bunga terlihat tumpang tindih. Panjang tangkainya 90-150 cm
  2. Tangkainya halus , tetapi kuat dan panjangnya mencapai 90 cm
  3. Gladiolus ramosus .  Panjang tangkai bunga 100-300 cm
  4. Gladiolus nanus.  Tangkai bunga melengkung dan panjangnya hanya 35 cm.
Gladiol yang diusahakan saat ini oleh petani bunga di Indonesia lebih dari 50 kultivar antara lain Dr Mansoer, Queen Occer, Albino, Golden Boy , Salem, Ros van Lima, White Friendship, Priscilla dan Nova Lux.
Pemuliaan gladiol tidak banyak berbeda dengan tanaman lainnya yaitu dengan tujuan untuk menghasilkan tipe-tipe baru khusunya yang mempunyai nilai estetika lebih tinggi  (variasi warna, ukuran, bentuk, produksi bunga dan penampilan yang lebih memenuhi selera konsumen ).

TEKNIK PERSILANGAN GLADIOL
  1. Bunga yang telah diemaskulasi kemudian dibungkus dengan plastik atau kertas yang tahan air untuk menghindari persilangan yang tidak diharapkan.
Tepungsari dikumpulkan dari tetua jantan yang terpilih,  Viabilitas tepungsari dalam suhu kamar sangat singkat, 24 jam setelah pengambilan , viabilitasnya hampir nol.  Penyimpanan dalam desikator dengan menggunakan kalium karbonat pada suhu 10oC dan kelembaban 50 % tanpa cahaya dapat digunakan selama 100 hari.  Penyerbukan dilakukan pada putik yang reseptif, yaitu jika terdapat lendir  pada kepala putik dan kepala putik telah membuka. 
Jika penyerbukan dilakukan di lahan terbuka (lapang) maka pembungkusan setelah penyerbukan tetap dilakukan.  Pembungkus dapat dibuka setelah putik layu.  Masa reseptif dari putik gladiol adalah sua sampai empat hari, pembengkakan bakal buah dapat terlihat satu minggu kemudian. Jika ada inkompatibilitas antara putik dan tepungsari maka pembengkakan buah tidak dapat terjadi.   Pemanenan buah gladiol dapat dicirikan dengan perubahan warna buah dari hijau menjadi coklat dan adanya peretakan pada ujung buah, ini terjadi kurang lebih 30 hari setelah penyerbukan.

PERBANYAKAN GLADIOL
Perbanyakan generatif
            Perbanyakan generatif dengan biji hanya dilakukan untuk tujuan pemuliaan, yang diperoleh dari penyerbukan bantuan manusia.

Sumber : klik disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar